RSS

Helvy, Naluri Ibu Jadi Penulis

Semangat untuk menjalani hidup dan menulis akan selalu bergemuruh jika berada di dekat Hely, seorang wanita yang pernah mendapat penghargaan sebagai wanita berprestasi di salah satu majalah nasional.

Oleh Karnoto

Minggu (25/5) saya menemani Hely sebagai moderator pada acara seminar pendidikan yang diselenggarakan SDIT Ibadurahman, Ciruas, di gedung Balai Besar Latihan Kerja Indonesia (BBLI) Serang, Banten. Selama kurang lebih 3 jam saya mengikuti apa yang disampaikan oleh mantan Ketua Forum Lingkar Pena ini, banyak kisah yang diceritakan oleh wanita yang memiliki nama lengkap Helvi Tiana Rosa ini.

Mulai dari kisah anaknya Faiz, yang katanya cukup mengagumkan sampai Habiburahman El-Sirazy,penulis novel ayat-ayat cinta. Menurut ibu dari dua anak ini, menulis merupakan kegiatan yang mengasyikan sekaligus mendatangkan materi. “Anda tahu penulis ayat-ayat cinta, dia mendapatkan keuntungan materi sampai 1 miliar, ini sungguh luar biasa,” kata Helvy kepada sejumlah guru yang saat itu menjadi peserta.

Menurut wanita yang mengaku sudah menghasilkan puluhan Cerpen ini, inspirasi menulis bisa berasal darimana saja, mulai dari tukang sayur, mahasiswa, ataupun temannya sendiri. “Saya sendiri yang baru menulis puluhan Cerpen Alhmadulillah sudah mendapatkan honor kira-kira seratusan juta rupiah dalam tiga bulannya,” aku wanita yang mengaku tidak suka dengan gaya penulisan yang tidak kreatif dan mengikuti tren ini.

Wanita yang pernah masuk dalam daftar calon anggota legislatif tahun 2004 lalu ini, mengatakan, pertama kali dirinya menulis sejak masih duduk di bangku SMP. “Saat itu hasil tulisan saya dimuat disalah satu majalah dan disitulah bakat menulis mulai terlihat,”ujar Helvy yang saat itu mengenakan busana serba pink.

Saat menceritakan anaknya, Faiz, yang sudah menulis meskipun usianya baru 12 tahun, ratusan guru tampak semangat seolah mendapat secercah harapan bahwa mereka pun sebetulnya bisa melakukan seperti yang dilakukan Helvy. “Sejak masih di kandungan Faiz selalu saya ajak bicara dan diskusi, baik dalam pengambilan keputusan maupun di saat akan menulis,” tutur wanita yang mengaku pernah mendapat hukuman lari mengelilingi lapangan saat masih sekolah dulu.

Menurut dia, bayi meskipun masih dalam kandungan sesungguhnya sudah dapat mendengar apa yang kita katakana. “Meskipun si bayi tidak bisa menjawab tapi ajaklah dia berbicara, Insya Allah bayi akan mendengar,” kata Helvy seraya mengatakan bahwa prestasi anaknya saat ini tidak lepas dari peran kedua orangtuanya sejak masih dikandungan. ****

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Cut Putri, Wanita Aceh Perekam Gambar Tsunami

Masih ingatkah bencana tsunami di Naggro Aceh Darussalam beberapa tahun silam. Dimana ribuan nyawa lenyap dalam hitungan jam, ribuan orang kehilangan keluarga. Cut Putri, salah seorang pelaku peristiwa Aceh tersebut berhasil merekam gambar tsunami. Berikut berbincangan saya dengan wanita cantik ini.

Oleh Karnoto

Awalnya saya tidak menyangka kalau Cut Putri adalah seorang wanita Aceh pelaku peristiwa Tsunami. Dari paras dan aura wajahnya tak terlihat guratan kesedihan atau keputusasaan sebagaimana layaknya orang yang mengalami guncangan hebat dalam musibah tsunami Disela-sela acara peluncuran gerakan wakaf Alqur’an di arena MTQ Nasional ke 22 di Kota Serang pada Selasa (17/6) kemarin. Cut Putri menceritakan sekelumit kenapa sampai menenggelamkan diri dalam aktivitas di Yayasan Mahabbah AlQur’an yang ia pimpin. “Perisitwa bencana tsunami telah menjadi inspirasi saya untuk berbuat sekecil apapun, salah satunya adalah dengan melakukan gerakan wakaf Alqur’an yang saat ini sedang saya lakukan,” tutur wanita yang enggan ditanya seputar pribadinya.

Warna gaun merah hitam yang ia kenakan saat itu, seperti menjadi sinyal bahwa Cut Putri adalah seorang wanita yang memiliki ketegaran hati yang layak untuk jadi inspirasi kita. “Selang beberapa hari bencana terjadi, dimana pengungsian sudah merebak saat itulah saya tersentak disetiap pengungsian tidak ada satu Qur’an pun yang dimiliki para pengungsi, sejak saat itulah saya menguatkan diri untuk melakukan gerakan wakaf alqur’an,” tutur Putri sambil memberi semangat kepada saya dan sejumlah wartawan yang mewancari saat itu.

Terpaan alam yang menimpa Cut Putri menjadikan dirinya dapat menyesuaikan diri dengan cepat. Salah satunya ia tidak terlalu kaku harus duduk di kursi ataupun sofa, saat berbincang dengan saya dan teman-teman pun ia duduk lesehatan di atas karpet biru yang banyak debunya. “Saya pernah tinggal di hutan beberapa lama, dan ini menjadikan saya mampu menyesuaikan diri dalam setiap keadaan. Alam telah menjadikan saya menjadi tangguh dan fleksibel,” kata Cut Putri yang berjanji akan menceritakan pengalamannya saat detik-detik pengambilan gambar tsunami.

Tak hanya itu, Cut Putri sendiri adalah anak seorang jenderal polisi yang pernah menjabat sebagai Kadiv Humas Mabes POLRI. Namun, ketika ditanyakan usia ataupun masalah keluarganya Cut Putri selalu mengalihkannya. “Seperti yang saya katakana dari awal, kalau untuk masalah pribadi mohon maaf saya tidak bisa menjelaskan lebih banyak. Cut Putri bukan siapa-siapa melainkan manusia biasa yang ingin berbuat sesuatu meskipun itu kecil,” tutur wanita berparas cantik ini sambil menawarkan minum kepada kami.
Menurut Cut Putri, saat ini masih banyak ummat muslim yang membutuhkan Alqur’an. Bahkan, kata dia, di Provinsi Banten sendiri dirinya mendapat permintaan ribuan alqur’an dari masyarakat. “Ini tugas kita bersama untuk menggalakan wakaf alqur’an,” ujarnya.

Namun yang harus diingat, menurut wanita berperawakan tinggi ini, saya ingin menyebarkan alqur’an tapi ingin memasyarakatkan alqur’an supaya betul-betul menjadi pegangan hidup umat muslim. “Itulah yang terpenting dari gerakan wakaf alqur’an ini,” tuturnya. ***

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS